DGR Special Issue 2024 8 5 2025 (1) (2) (2025)

CONFIRMING DOMESTIC IDENTITY, SUPPORTING PUBLIC COMMITMENT (The Case of Tuan Guru’s Wife in Lombok West Nusa Tenggara Eastern Indonesia)

Atun Wardatun

Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam, 2015

Berbeda dengan Tuan Guru (pemimpin agama) yang merupakan figure penting dan berpengaruh, bukan hanya agama tetapi juga politik dan budaya, di Lombok, para istri mereka bukanlah tokoh dunia publik. Pengamatan demikian mungkin saja mengindikasikan terjadinya proses domestikasi yang lalu mengakibatkan subordinasi dalam relasi keluarga Tuan Guru. Penelitian ini menawarkan nuansa dan pemahaman lain dalam melihat relasi gender pada keluarga Tuan Guru, dengan menggarisbawahi cairnya demarkasi ruang public dan private yang terjadidi dalamnya. Penelitian ini mengungkap bagaimana sesungguhnya para istri Tuan Guru memposisikan dirinya dalam relasi kuasa pernikahan yang memberikan kesan bahwa relasi gender itu tidak linier dan kaku tetapi kompleks dan cair. Pembagian ruang public dan private adalah isu penting bagi gerakan feminis.Agama, negara, dan keluarga dikritisasi sebagai lembaga-lembaga yang melanggengkan istrinisasi karena mereka masing-masing adalah dasar bagi, alat untuk, dan tempat bagi suburnya budaya patriarkhi. Ideologi gender yang dianut oleh Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam UU perkawinan No 1/1974 misalnya membenarkan dikotomi laki-laki sebagai kepala keluarga dan perempuan adalah iburumah tangga. Negara,melalui system hukumnya, secara aktif memapankan pembagian yang kaku ini sembari menyamarkan berbagai fakta yang terjadi tentang bagaimana sesungguhnya perempuan Indonesia menegosiasikan pembagian yang kaku tersebut. Berdasarkan interview mendalam dengan para istri Tuan Guru dari tiga pondok pesantren yang terbesar di Lombok, penelitian ini mengungkap bahwa pembagian ruang public dan privat dalam keluarga Tuan Guru adalah sebuah cara untuk menegaskan identitas domestic seorang istri dan mendukung komitmen publik para Tuan Guru. Dalam beberapa poin, cara pandang ini memang mengadopsi ideologi yang ditanamkan oleh Negara sebagaimana dikemukakan di atas, tetapi dengan beberapa modifikasi. Garis pemisah antara ruang public dan domestic tidak selalu jelas karena para istripun bertanggungjawab dan terlibat aktif dalam kehidupan pesantren termasuk dalam bidang managemen, pendidikan, keuangan serta aktif berpartisipasi dalam pengembangan dan tanggungjawab social lembaga pesantren. Keterlibatan public istri tuan guru tersebut, hanya saja, bukan atas nama gerakan aktivisme atau pembebasan perempuan, tetapi lebih sebagai mendaulatkan diri mereka sebagai pemain belakang layar yang sangat menentukan keberhasilan perjuangan sosial para Tuan Guru. Di sinilah letak kompleksitas relasi gender itu.

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

“Pohutu Momulanga”: Penganugerahan Gelar Adat dalam Budaya Gorontalo untuk Membangun Sistem Tata Kelola Pemerintahan

Lisdawati Muda

Al-Ulum, 2021

Artikel ini berfokus pada kajian nilai-nilai Pohutu Momulanga sebagai kearifan lokal Gorontalo dalam membangun sistem pemerintahan yang baik. Sistem pemerintahan yang baik membutuhkan pemimpin yang memiliki karakter yang baik, oleh karena itu menarik untuk mengkaji nilai-nilai kearifan lokal dalam kaitannya dengan membangun pemimpin yang baik dalam pemerintahan. Untuk menggali nilai-nilai Pohutu Momulanga dan kinerja pemimpin, penelitian ini menggunakan studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan melalui buku tentang upacara adat Pohutu Momulanga, autobiografi Bupati Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dan didukung dengan wawancara. Analisis data menggunakan teknik triangulasi yang sesuai dengan data dalam literatur dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bupati Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dianugerahi gelar adat, karena memiliki nilai-nilai Pohutu Momulanga dalam prestasi kerjanya, yaitu sangat religius, berwawasan tinggi, disiplin diri, berwawasan, ramah...

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Lakon Laire Antasena: Konsep ”Jembar Tanpa Pagut” dalam Tradisi Wayang Ngayogyakarta

Aris Wahyudi

Resital: Jurnal Seni Pertunjukan

Antansena adalah putra Dewi Urangayu, salah satu istri Bima. Dia adalah karakter yang unik di dunia wayangNgayogyakarta. Sebagai seorang ksatria Pandawa, Antasena mewakili kekuatan dan kebijaksanaan, rendah hati, danunik. Dia memiliki perilaku yang aneh terhadap saudara yang lain. Dia tidak pernah berkata sopan kepada siapapun, seperti Bima, ayahnya. Dia memiliki karakter yang khas yang tidak ditemukan dalam tradisi Mahabharata atautradisi wayang lainnya. Keberadaannya dilengkapi dengan karakternya, sejarah, dan kehidupan dari lahir sampaimati di dunia. Antasena yang benar-benar dibuat untuk menempatkan ide. Melalui mitologi wayang, karakterAntasena dari aspek kedatangannya adalah identifi kasi laut sebagai budaya Jawa akan menjelaskan konsep ’JembarTanpa pagut’, kualitas jiwa yang harus dibangun oleh orang Jawa untuk menghadapi kehidupan. Melalui hubungananalogi tersebut, kehidupan nyata orang Jawa harus memahami diri mereka ke tempat itu.Kata kunci: Antasena, wayang, konsep ’jemba...

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

“Tata Bahasa dan Pengajarannya: Menantang Mitos Diane Larsen-Freeman, School For International Training (Vt)”

Febrina Riska Putri

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Greetings among Minangkabau People in Jorong Jambak, Kanagarian Batu Banyak, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok : Sociopragmatic Study

Putri Siska

2020

Di dalam penelitian ini dibahas mengenai salam penyapa di antara masyarakat Minangkabau di Jorong Jambak, Kanagarian Batu Banyak, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mengkategorikan, dan menjelaskan (1) bentuk-bentuk sapaan yang digunakan, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan bentuk sapaan yang digunakan, dan (3) fungsi sapaan bagi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Di dalam mengumpulkan data, digunakan metode simak sedangkan untuk menganalisis data digunakan metode padan. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk bagan, dan dijelaskan secara deskriptif dan kualitatif (kata-kata). Berdasarkan hasil analisis, ditemukan enam bentuk salam penyapa yang digunakan masyarakat Minangkabau di Jorong Jambak, yaitu bentuk (1) pertanyaan, (2) sapaan, (3) komentar, (4) bentuk lelucon, (5) saran (6) izin, dan (7) salam. Bentuk salam penyapa yang sering muncul adalah sapaan. Hal ini terjadi karena sapaan ...

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Republic of the Philippines - Gender and development mainstreaming : country gender assessment 2012

Jaime Martinez Antonio

2014

They also participated assisted in the multi-stakeholder consultations. Special appreciation for Myrna Jarillas (CIDA) as convenor of the ODA-GAD Network. Helena Carlsson Rex (Senior Social Development Specialist and EAP Gender Coordinator of WB) served as peer reviewer and provided invaluable insights and comments to the draft report. Asian Development Bank supported the conduct of the national multi-stakeholders consultations through the facilitation of Sonomi Tanaka (Lead Social and Development Specialist) and Uzma Hoque (Senior Social Development Specialist). AusAID, through the facilitation and support of Badette Cariaga, conducted a rapid study on the gender dimension of disability. The World Bank also conducted an FGD with representatives of the LGBT to understand emerging gender-base violence. With deep appreciation, the team acknowledges the more than 100 representatives of national government, non-government organizations, and women's organizations from around the country who shared their views, experiences, and case studies. Although there were extensive consultations for the CGA preparations, the views expressed in this book are those of the authors and do not necessarily reflect the views and policies of World Bank, its Board of Governors or the governments they represent or the any of the ODA-GAD Network. The term "country" does not imply any judgment by the authors or the organizations.

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Rumah Panggung: The Dillematics of Women who Live in the Border and Family Livelihood

faraz sumaya

Jurnal Ilmu Sosial Mamangan

Partisipasi masyarakat dalam politik yang mudah diukur intensitasnya Keberadaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Entikong tidak serta merta memberi dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat perbatasan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa daerah perbatasan terdapat kesulitas akses menuju kota kecamatan. Hal ini di dusun Badat Lama, desa Suruh Tembawang, kecamatan Entikong yang menjadi fokus studi pada tulisan ini. Pemerintah daerah telah berupaya membuka akses jalan namun belum maksimal. Masalah keterbatasan akses ini kemudian berdampak bagi persoalan sosial dan ekonomi di wilayah perbatasan. Rumah panggung pada tulisan ini mencoba untuk memberi penjelasan dan pemahaman kepada kita bahwa perempuan di dalam keluarga Dayak Sungkung di Badat Lama, selain sebagai ibu juga menjadi sumber nafkah.

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Social Construction of Women Holding the Position of Tunggu Tubang in South Sumatra

prawinda anzari

Wanita Tunggu Tubang secara paradoks memegang baik posisi terhormat maupun subordinat dalam komunitas Semende. Mereka bekerja untuk melestarikan budaya dan melakukan tugas mereka, namun pada saat yang sama mereka harus menghadapi berbagai masalah di ruang publik. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana posisi ini secara sosial dibangun, dan teori yang diterapkan untuk menjawab pertanyaan adalah teori konstruksi realitas sosial. Pendekatan yang dipakai adalah kualitatif, dengan paradigma konstruksionisme kritis dan teknik sampling kriteria. Kegiatan para wanita dalam penelitian ini diamati dalam jangka waktu dua minggu, dan dua informan kunci dengan pekerjaan yang berbeda, kelas sosial, dan tempat tinggal diwawancarai. Studi ini menunjukkan bahwa konstruksi yang bias gender telah diproduksi dan direproduksi melalui penyebaran keyakinan seperti itu sejak kecil dan dominasi merajes di ranah sosial. Selain itu, perempuan Tunggu Tubang melihat posisi dan peran mereka sebagai takdir dan identitas budaya yang harus mereka terima. Namun, perspektif semacam itu tidak begitu luas di kalangan informan yang tinggal di daerah yang lebih maju karena gaya hidup mereka lebih berorientasi ekonomi dan praktis. The Tunggu Tubang women paradoxically hold both a respectable as well as subordinate position in the Semende community. They work to preserve the culture and perform their duties, yet at the same time they have to face various problems in the public sphere. The research question herein is how this position is socially constructed, and the theory applied to answer the question is that of the construction of social reality. The method chosen is that of the qualitative research, coupled with the critical constructionism paradigm and criterion sampling technique. The activities of the women in this study were observed in a period of two weeks, and two key informants with different jobs, social classes, and places of residence were interviewed. This study indicates that a gender-biased construction has been produced and reproduced through propagation of such belief since childhood and dominance of the Merajes in social realms. In addition, Tunggu Tubang women perceive their position and role as their destiny and a cultural identity which they have to assume. Such perspectives, however, are not as pervasive among informants living in more advanced areas as their lifestyle is more economy-oriented and practical.

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Fungsi dan Peran Bahasa Tionghoa di Indonesia

Elly Romy

Jurnal Cakrawala Mandarin

Berbicara mengenai fungsi dan peran Bahasa Tionghoa di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perannya Bapak Gus Dur menjadi presiden RI tahun 2000 yakni dengan diterbitkannya Keppres no.6 tahun 2000 tentang diperbolehkan orang Tionghoa menjalankan segala bentuk kebudayaan Tiongkok, termasuk mempelajari Bahasa Tionghoa. Beberapa Negara maju dan berkembang seperti Indonesia percaya bahwa dengan menguasai bahasa Tionghoa yakni bahasa nasional Tiongkok akan membantu Negara Indonesia memahami norma, budaya dan kebijakan Tiongkok yang akan membantu mereka berinteraksi dengan negara tirai bambu tersebut yang erat kaitannya dengan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Tiongkok. Rumusan permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yakni (1) Apakah pembelajaran Bahasa Tionghoa di Indonesia sudah terlaksana dengan baik?; (2) Apakah Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud sudah memberikan kebijakan mengenai menjadikan Bahasa Tionghoa sebagai bahasa Asing yang wajib untuk dipelajari oleh pelajar Indonesia?; (3) Apa strategi Pemerintah dalam menghasilkan SDM tenaga pengajar Bahasa Tionghoa di Indonesia?Pada penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik dengan metode penelitian kualitatif.

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

Tinjauan Pencahayaan Buatan Dalam Membangun Suasana Ruang Pada Pameran Tematik

Galih Ghunadi

2021

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tinjauan terhadap pencahayaan buatan yang bertolak ukur pada konsep tematik yang dibawakan pameran sehingga dapat memunculkan atau membangun suasana dan karakter ruang tersendiri. Pencahayaan merupakan salah satu unsur pengikat ruang yang mempunyai fungsi penting dalam menerangi suatu objek benda ataupun aktivitas manusia. Adapun fungsi lainnya adalah untuk membentuk perspesi, warna dan komposisi ruang. Seiring berkembangnya jaman, tuntutan aktivitas manusia lebih kompleks dan dinamis. Sehingga membutuhkan penyesuaian pada objek yang di sinari. Seperti contoh, sumber cahaya alami tidak efisien jika digunakan dalam waktu jangka panjang. sehingga hal ini mempengaruhi efektifitas dalam penggunaannya. lain halnya dengan sumber cahaya buatan yang umumnya digunakan di dalam ruangan, dengan sumber cahaya yang dapat dikendalikan oleh manusia, membuatnya lebih efektif dan efisien secara pemanfaatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan data kualitatif. Dari hasil analisis pada studi kasus Museum Satwa Jatim Park 2 menunjukan bahwa, desain pencahayaan buatan dan penggunaan warnanya yang berfokus pada pengenalan lingkungan (Environtment) ataupun habitat dari masing-masing satwa, dapat memberikan karakter dan suasana ruangnya secara spesifik, sehingga konsep tema dan storyline yang dipaparkan pameran dapat tersampaikan kepada pengunjung.

downloadDownload free PDFView PDFchevron_right

DGR Special Issue 2024 8 5 2025 (1) (2) (2025)
Top Articles
Latest Posts
Recommended Articles
Article information

Author: Kerri Lueilwitz

Last Updated:

Views: 5384

Rating: 4.7 / 5 (47 voted)

Reviews: 86% of readers found this page helpful

Author information

Name: Kerri Lueilwitz

Birthday: 1992-10-31

Address: Suite 878 3699 Chantelle Roads, Colebury, NC 68599

Phone: +6111989609516

Job: Chief Farming Manager

Hobby: Mycology, Stone skipping, Dowsing, Whittling, Taxidermy, Sand art, Roller skating

Introduction: My name is Kerri Lueilwitz, I am a courageous, gentle, quaint, thankful, outstanding, brave, vast person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.